Kesulitan beradaptasi dengan materi pelajaran baru yang lebih sulit dibanding SMP.
Kurangnya keterampilan belajar mandiri dan manajemen waktu.
Kesulitan memahami materi pelajaran tertentu (misalnya matematika, fisika, atau bahasa asing).
Tidak terbiasa dengan tugas proyek atau penilaian berbasis praktik.
Sering terlambat masuk sekolah.
Tidak mengerjakan tugas tepat waktu.
Penggunaan gadget berlebihan saat belajar.
Pelanggaran tata tertib (misalnya tidak memakai seragam sesuai aturan).
Sulit beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru.
Adanya perbedaan kelompok atau geng di sekolah yang memicu konflik.
Perasaan minder atau tidak percaya diri di hadapan teman.
Bullying secara langsung atau melalui media sosial.
Kurang tidur karena begadang (main game, media sosial, atau tugas).
Kebiasaan makan tidak teratur atau konsumsi makanan cepat saji berlebihan.
Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga.
Masalah kesehatan mental seperti stres atau kecemasan menghadapi ujian.
Tekanan dari orang tua untuk mendapatkan nilai tinggi tanpa mempertimbangkan minat siswa.
Kurangnya dukungan belajar dari rumah.
Konflik keluarga yang memengaruhi fokus belajar.
Kondisi ekonomi keluarga yang memengaruhi kelengkapan fasilitas belajar.
Kecanduan game online atau media sosial.
Sulit memfilter informasi yang benar di internet.
Plagiarisme karena menyalin tugas dari internet tanpa memahami materi.
Kurang paham etika digital.